Cari disini data yang anda perlukan

Dukungan

Kamis, 27 Oktober 2011

Media Pembelajaran Psikologi Belajar

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Proses belajar-mengajar-mengajar merupakan proses yang memerlukan perhatian khusus, keuletan, keteguhan, ketekunan dan kerajinan. Oleh karena itu agar proses belajar-mengajar yang sedang belangsung berhasil guna dan berdaya guna secara efektif, maka proses belajar tersebut benar-benar dilaksanakan dengan baik.
Dewasa ini, penggunaan media belajar sangat diperlukan dalam proses belajar-mengajar. Banyak alat ataupun bahan media belajar terdapat disekitar lingkungan kita, tinggal bagaimana para pendidik memanfaatkan alat tersebut dalam pelaksanaannya. Para peserta didik biasanya lebih tertarik mengikuti proses belajar-mengajar dengan mempergunakan media belajar dari pada yang tidak mempergunakan media belajar. Hal ini disebabkan karena mereka, peserta didik, biasanya lebih tertantang dan tertarik untuk lebih mengetahui dan memahami obyek yang sedang mereka pelajari.
Kita, sebagai pendidik, diharuskan untuk lebih memahami dan menguasai penggunaan media belajar tersebut. Dengan penguasaan dan pemahamam tentang media belajar yang sedang dipergunakan, tentu akan lebih gampang cara menggunakan dan menerangkan materi tersebut; para peserta didikpun tentu akan lebih cepat merespon apa yang pendidik terangkan.

B.     Rumusan Masalah

Hasil positif dari proses belajar-mengajar dengan penggunaan alat media belajar adalah akibat adanya interaksi antara pendidik dengan peserta didik. Interaksi ini biasanya dilakukan secara disengaja. Hal ini tercermin dari adanya faktor-faktor berikut ini.
1.      Kesiapan, yaitu kapasitas baik fisik, mental dan tersedianya alat media belajar untuk melakukan sesuatu.
2.      Motivasi, yaitu dorongan dari diri sendiri, dalam hal ini adalah pendidik dan peserta didik,  untuk melakukan sesuatu.
3.      Tujuan yang ingin dicapai.

C.    Tujuan dan Manfaat

Untuk kegiatan proses belajar-mengajar yang efektif dan memperoleh hasil yang memuaskan, pendidik dan peserta didik perlu menggunakan cara-cara belajar yang efektif pula. Sebenarnya banyak cara yang dapat ditempuh untuk memperoleh keefektifan dalam proses belajar-mengajar, yaitu mulai dari memberikan informasi dan penjelasan, memberikan tugas, praktek di laboraturium sampai dengan praktek di lapangan. Namun apakah semua kegiatan itu efektif dilaksanakan oleh peserta didik dan memperoleh hasil yang memuaskan?
Dengan berlatarbelakang permasalahan ini, kami, sebagai calon pendidik, dalam penyusunan makalah ini bertujuan agar kami lebih dapat memahami dan menguasai dalam mempergunakan dan menerangkan media dan sumber belajar kepada peserta didik dalam pelaksanaan proses belajar-mengajar.

  

BAB II
MENGUNAKAN MEDIA DAN SUMBER DALAM PROSES BELAJAR -MENGAJAR


Menggunakan media dan sumber belajar pada dasarnya merupakan kegiatan menciptakan kondisi belajar yang merangsang agar proses belajar-mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efesien. Ada lima jenis kegiatan memahami media dan sumber belajar, yaitu :
1.      Mengenal, memilih, dan menggunakan media dan sumber belajar.
2.      Membuat alat-alat bantu pelajaran sederhana.
3.      Menggunakan dan mengelola laboratorium dalam prose belajar-mengajar.
4.      Menggunakan perpustakaan dalam proses belajar-mengajar.
5.      Menggunakan micro-teaching unit dalam program pengalaman lapangan.

A.    Menyediakan Media dan Sumber Belajar dalam Proses Belajar-Mengajar

Ada lima hal yang perlu dipelajari oleh guru dalam menyediakan media dan sumber belajar, yaitu :
1.      Memahami pengertian media dan sumber belajar.
2.      Memahami macam-macam media pendidikan.
3.      Mengetahui kriteria pemilihan media pendidikan.
4.      Melatih diri menggunakan media pendidikan.
5.      Merawat alat-alat bantu pelajaran.

Pengertian Media dan Sumber Belajar

Media disebut juga alat-alat audiovisual, artinya alat yang dapat dilihat dan didengar. Alat-alat ini dipakai dalam proses belajar-mengajar dengan maksud untuk membuat cara berkomunikasi lebih efektif dan efesien. Dengan penggunaan alat-alat ini, guru dan peserta didik dapat berkomunikasi lebih mantap dan hidup, dan interaksinya bersifat banyak arah.
Banyak pengertian media yang diajukan para pakar pendidikan, antara lain oleh Gagne, Briggs, Wong, Brown, dan lembaga-lembaga persatuan pendidikan di Amerika.
Brown berpendapat bahwa media adalah segala yang digunakan dengan baik dalam kegiatan belajar-mengajar yang dapat mempengaruhi keefektifan program instruksional. Gagne berpendapat media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan peserta didik yang dapat merangsang peserta didik untuk belajar. Briggs berpendapat bahwa media adalah alat untuk memberikan perangsang bagi peserta didik supaya terjadi proses belajar. Wong berpendapat bahwa media adalah berbagai alat atau mekanisme untuk menyalurkan pesan kepada indera peserta didik.
Lembaga persatuan pendidikan di Amerika yang tergabung dalam wadah asosiasi yang bernama Association for Education and Comunication Technology (AECT) dan National Education Association (NEA) berpendapat tidak jauh berbeda dengan pendapat para pakar pendidikan diatas. AECT berpendapat bahwa media adalah segala bentuk yang dipergunakan untuk proses penyaluran informasi.
NEA berpendapat bahwa media adalah segala benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan untuk kegiatan tersebut.
Dari sekian pendapat itu dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1.      Media adalah yang dapat membantu proses belajar-mengajar yang berfungsi memperjelas makna pesan yang disampaikan sehingga tujuan proses belajar-mengajar dapat tercapai dengan sempurna.
2.      Media berpesan sebagai perangsang belajar dan dapat menumbuhkan motivasi belajar sehingga peserta didik tidak bosan dalam meraih tujuan-tujuan belajar.
3.      Apapun yang disampaikan oleh guru mesti menggunakan media, paling tidak yang digunakan adalah media verbal, yaitu berupa kata-kata yang diucapkannya dihadapan peserta didik.
4.      Segala sesuatu yang terdapat dilingkungan sekolah, baik berupa manusia ataupun bukan manusia yang pada permulaannya tidak dilibatkan dalam proses belajar-mengajar, setelah dirancang dan dipakai dalam kegiatan tersebut, lingkungan itu berstatus media sebagai alat perangsang belajar.

Lebih lanjut para pakar pendidikan menggunakan istilah media dalam pendidikan visual, artinya tidak lain daripada penyajian pengetahuan melalui pengalaman melihat. Pendidikan visual adalah metode untuk menyampaikan informasi berdasarkan prinsip psikologis yang menyatakan bahwa seseorang pengertiannya akan lebih baik dan lebih cepat dari sesuatu yang dilihat ketimbang dari sesuatu yang didengar atau dibacanya.
Kemudian ada lagi yang disebut dengan pendidikan auditif, tiada lain maksudnya adalah penyajian pengetahuan melalui pengalaman mendengar, suatu metode mengajar yang menyatakan bahwa seseorang memperoleh pengertian yang baik dari suatu yang didengar ketimbang daripada yang dilihat.
Orang adalah sumber belajar yang paling utama. Ia adalah penyampai pengetahuan yang paling lengkap mulai dari tahapan bahan yang kongkret sampai pada bahan yang abstrak. Cara penyajiannya melalui kata-kata dan kadang-kadang dilengkapi dengan alat-alat media lainnya yang bersifat nonverbal.
Narasumber ini antara lain ialah guru, tutor, para administrator, para penyuluh dan manajer perusahaan. Sumber belajar itu dapat pula merupakan masyarakat seperti masyarakat petani, pedagang, industri pedesaan dan kota.

Macam-macam Media Pendidikan

Media pendidikan bermakna lebih luas daripada media proses belajar-mengajar. Media pendidikan dapat digunakan dalam berbagai betuk komunikasi seperti pada berbagai kegiatan penerangan, penyuluhan; termasuk proses belajar-mengajar. Media proses belajar-mengajar dipakai secara terbatas pada situasi belajar-mengajar kendatipun penggunaannya bisa diperluas pada berbagai komunikasi.
Menurut Koyo Kartasurya, jenis-jenis media dapat digolongkan sebagai berikut:
1.      Media visual, meliputi gambar/foto, sketsa, diagram, charts, grafik, kartun, poster, peta dan globe.
2.      Media dengar, meliputi radio, magnetic tape recorder, magnetic sheet recorder, laboratorium bahasa.
3.      Projected still media, meliputi slide, film strip, over head projector, opaqoe projector, techitoscope, micro-projector, micro-film.
4.      Projected motion media, meliputi film, film loop, televisi, closed circuit television (CCTV), video tape recorder, komputer.

Menurut Amir Hamzah Sulaeiman (1981), jenis-jenis media dapat digolongkan sebagai berikut:
1.      Alat-alat visual dua dimensi pada bidang yang tidak transparan yang meliputi gambar, gambar yang diproyeksikan dengan opaque projector, lembaran balik, wayang bebera, grafik, diagram, bagan, peta, poster, gambar hasil cetak saring, foto dan gambar sederhana dengan garis dan lingkaran.
2.      Berbagai macam papan yang meliputi papan tulis, papan flanel, papan mabnet (white board) dan papan peragaan.
3.      Berbagai visual tiga dimensi yang meliputi benda asli, model, barang contoh atau spesimen, alat tiruan sederhana atau mock-up, diorama, pameran dan bak pasir.
4.      Alat-alat audio yang meliputi tape-recorder dan radio.
5.      Alat-alat aidiovisual murni yang meliputi film suara.
6.      Demonstrasi dan widyawisata.

Berikut ini dibahas satu persatu pengertian tentang setiap media.

Gambar
Gambar atau lukisan adalah bentuk visual yang dapat dinikmati oleh setiap orang yang memandangnya sebagai wujud pindahan dari keadaan yang sebenarnya, baik mengenai pemandangan, benda atau barang, maupun suasana kehidupan. Gambar sangat menarik perhatian peserta didik; mereka dapat mempelajarinya secara mendalam. Untuk lebih meningkatkan keefektifan proses belajar-mengajar melalui gambar, sebaiknya gambar itu harus bagus, jelas, menarik, mudah dimengerti.

Sketsa
Sketsa adalah gambar bagian-bagian yang penting dan bentuknya sangat sederhana. Guru yang baik adalah guru yang pandai membuat sketsa; ide yang disampaikan kepada peserta didik dapat dilukis di papan tulis dengan cepat dan menarik.

Gambar yang diproyeksikan dengan opaque projector
Opaque artinya tidak tembus cahaya. Gambar yang terdapat pada buku-buku pelajaran dapat diproyeksikan oleh opaque projecter sehingga gambar itu menjadi besar pada bidang datar berwarna putih. Juga, opaque projecter dapat memproyeksikan contoh batu-batuan, tumbuh-tumbuhan, logam, mata uang logam dan prangko.

Diagram                                                  
Diagram adalah gambar yang melukiskan garis-garis atau lambang-lambang geometris. Bentuknya lebih menyerupai peta dan melukiskan struktur sebuah objek. Wujudnya dapat berupa idea, kalimat dan lain-lain. Diagram dapat dilukiskan dalam bentuk skema dan dalam bentuk gambar. Diagram skema melukiskan garis-garis besar sebuah idea atau struktur tertentu seperti skema tentang sebuah ruang kantor yang menggambarkan letak kursi, meja, lemari, dan lain-lain.

Bagan
Bagan adalah gambar yang melukiskan perkembangan, proses, atau susunan suatu organisasi. Untuk memperjelas isi informasinya, bagan sebaiknya disertai oleh lambang, gambar dan keterangan singkat.
Bagan ada empat macam, yaitu bagan organisasi, bagan arus, bagan pohon dan bagan proses. Bagan organisasi melukiskan struktur sebuah organisasi yang dinyatakan oleh garis kolom dan garis instruksi dari mulai unsur pimpinan sampai pada bawahannya.Bagan arus melukiskan lajunya perkembangan suatu peristiwa kehidupan didalam masyarakat seperti masuknya barang-barang impor dan keluarnya barang-barang ekspor. Bagan pohon melikiskan produk yang dihasilkan oleh suatu barang atau benda yang diperlihatkan oleh sebuah gambar sebuah pohon yang beranting dan berbuah.


Grafik
Grafik adalah gambar yang sederhana yang dilukiskan dalam bentuk titik-titik, garis, atau gambar yang menyampaikan informasi statistik yang saling berhubungan dan merupakan penggambaran data kuantitatif yang akurat dalam bentuk yang menarik dan mudah dimengerti.

Peta
Peta adalah gambar mengenai bumi atau permukaan bumi yang melukiskan keadaan fisik bumi, batas-batas negara dan keadaan khusus yang menggambarkan pertumbuhan ekonomi dan sosial budaya. Peta dlukiskan pada bidang datar, biasanya pada selembaran kertas yang besarnya diatur menurut skala. Peta sangat berguna untuk metode penyajian pelajaran ilmu bumi disekolah.

Poster
Poster adalah gambar yang besar yang memberi tekanan pada satu atau dua idea pokok sehingga dapat dimengerti dengan hanya melihat sepintas lalu. Poster sangat berperan dalam mengubah tingkah laku peserta didik. Poster dapat menyerap perhatian peserta didik sebab dibuat dalam bentuk gambar yang menarik dan memiliki nilai sugestif yang besar.

Kartun
Kartun adalah gambar yang dapat diterjemahkan kedalam berbagai tafsiran, disajikan secara simbolis, dan kadang-kadang dilebih-lebihkan secara berani dengan maksud untuk menyampaikan suatu idea tepat atas peristiwa-peristiwa tertentu.

Berbagai Macam Papan
Media proses belajar-mengajar yang paling banyak dipergunakan oleh guru-guru adalah papan tulis. Bentuk papan tulis sangat sederhana dan dapat digantungkan pada dinding di depan kelas sehingga mudah dilihat oleh semua peserta didik.
Papan flanel adalah papan yang ditutup dengan sehelai kain flanel untuk tempat menempelkan huruf atau gambar. Papan flanel sangat berguna untuk pelajaran bahasa, terutama pelajaran bahasa asing.
Papan magnet atau white board adalah papan yang terbuat dari mika atau sejenisnya yang pada bagian dalamnya dilapisi lembaran besi yang berfungsi sebagai penahan benda yang ditempelkan pada papan magnet tersebut.

Benda asli
Berupa manusia, alat, perabot, tumbuh-tumbuhan atau binatang dapat dijadikan media proses belajar-mengajar. Media ini adalah benda yang paling nyata dibandingkan dengan media lainnya. Ahli pendidikan Pestlalozzi berpendapat bahwa benda asli sangat membantu guru dalam menerangkan sesuatu kepada peserta didiknya. Menurutnya, proses belajar-mengajar realitas yang diselenggarakan di kelas dapat membantu peserta didik memahami segalanya.

Model
Model dapat diartikan sebagai sesuatu yang dibuat ukuran tiga dimensi sehingga menyerupai benda aslinya untuk mempelajari hal-hal yang tak mungkin kita peroleh dari benda yang sebenarnya. Model dapat memperjelas sesuatu pengertian atau proses suatu kegiatan. Model dapat memperlihatkan bagian-bagian yang rumit dari sebuah benda yang dalam keadaan sebenarnya selalu tertutup.

Barang contoh atau spesimen
Sebagai pengganti benda asli, misalnya guru berkeinginan memperlihatkan contoh beras pandan wangi Cianjur; guru cukup membawa secangkir saja, tidak perlu sekarung beras.

Alat tiruan sederhana atau mock-up
Adalah alat tiruan sederhana dari benda aslinya. Alat ini sangat berguna untuk menjelaskan sesuatu yang bertalian dengan benda yang dapat digerakan seperti mock-up sebuah jam dinding yang jarumnya dapat digerakan menurut kemauan peserta didik. Alat ini bisa terbuat dari karton yang sederhana.

Diorama
Merupakan alat peraga yang menarik perhatian peserta didik karena dibuat dengan dua tiga dimensi. Pakar media berpendapat bahwa diorama adalah suatu pemandangan dalam tiga dimensi untuk memperagakan suatu keadaan dalam ukuran kecil. Dibagian depan diorama terdapat benda-benda tiga dimensi dalam bentuk kecil berupa orang-orangan, pohon-pohonan, rumah-rumahan dan lain-lain. Dibagian belakangnya diletakan lukisan pemandangan berupa sawah, gunung, langit, hutan, dan lain-lain.

B.     Membuat Alat-Alat Bantu Pelajaran Sederhana

Dilihat dari segi kompleksitas bahan dan pemakaianya, media itu terbagi dua yaitu media sederhana dan media elektronis. Media sederhana dapat dibuat oleh guru dengan bahan yang banyak tersedia seperti karton manila, tanah liat, kertas bekas. Sedang media elektronis dibuat di pabrik dan disuguhkan untuk kepentingan umum dalam bidang pendidikan, penerangan dan penyuluhan.
Pembuatan alat-alat bantu pelajaran sederhana dapat dilakukan dengan berprinsip pada hal-hal sebagai berikut:
1.      Kemampuan yang kuat untuk membuatnya. Usaha memaksakan diri ini merupakan sarana yang ampuh bagi terciptanya alat bantu pelajaran yang dibutuhkan bagi keperluan proses belajar-mengajar.
2.      Keberanian meminta bantuan teman untuk bersama-sama membuatnya, mulai dari pembuatan desainnya, pemilihan bahannya, sampai pada pembuatannya menjadi barang yang dimaksud.
3.      Keberanian meminta bantuan kepada pembuat alat peraga atau pusat sumber belajar berupa alat-alat peraga yang dibutuhkan untuk keperluan proses belajar-mengajar.
4.      Ketekunan mengumpulkan benda-benda koleksi untuk kepentingan proses belajar-mengajar pada saat diselenggarakannya karyawisata kesebuah daerah atau pada kegiatan lainnya.
5.      Penugasan kepada peserta didik untuk membuatnya dibawah bimbingan guru yang hasilnya diperlihatkan kepada peserta didik lainnya untuk dipelajari dengan baik.
6.      Keberanian mengamati benda-benda pameran; mana diantara benda-benda itu yang relevan dengan keperluan proses belajar-mengajar. Jika sangat diperlukan, dapat meminta bantuan melalui kerja sama antar lembaga.

Istilah kesederhanaan alat-alat bantu proses belajar-mengajar tidak hanya mencakup cara membuatnya, tetapi juga menyangkut bahan yang diperlukan, yaitu:
1.      Bahan yang cukup murah dan mudah didapat.
2.      Bahan yang mudah dikerjakan oleh guru dan peserta didik.
3.       Bahan yang dapat dipinjam untuk keperluan sementara.
4.      Bahan yang tersedia di sekolah.
5.      Bahan yang dapat disumbangkan oleh orang tua peserta didik.
6.      Bahan yang dapat digunakan dengan kombinasi media lainnya.
7.      Bahan yang dapat dipakai seketika.

Pembinaan diri untuk dapat memperoleh keterampilan membuat alat-alat bantu pelajaran sederhana dapat ditempuh dengan jalan sebagai berikit:
1.      Guru rajin membaca buku tentang media pendidikan yang membuat cara-cara pembuatan macam-macam media proses belajar-mengajar.
2.      Melakukan latihan membuat alat-alat bantu pelajaran di rumah atau di sekolah sesuai dengan tujuan pelajaran yang hendak dicapai. Latihan bisa dilakukan bersama peserta didik.
3.      Sekolah mengundang narasumber yang ahli dalam pembuatan alat-alat peraga.
4.      Guru yang sudah mahir dalam pembuatan alat peraga diminta kesediaannya untuk memberikan pelatihan kepada guru lainnya.
5.      Sekolah dapat meminta bantuan orang tua murid yang pandai membuat alat peraga.

Alat-alat bantu pelajaran sederhana, baik yang dibuat sendiri maupun hasil pekerjaan orang lain, antara lain adalah gambar, grafik, diagram, bagan, peta, poster, papan tulis, papan flanel, papan magnet, papan peragaan, benda asli, model, barang contoh, alat tiruan sederhana, diorama, pameran dan lain-lain.
Gambar
Mempersiapkan gambar dapat dilakukan dengan empat cara:
1.      Membuat sendiri gambar yang sesuai dengan TIK. Alat-alat adalah kertas gambar atau kertas manila, pinsil untuk membuat sketsa, spidol, crayon dan pinsil warna atau cat air. Lebih dahulu butlah gambar rancangannya dalam bentuk sketsa, kemudian garis-garisnya dipertebal dengan spidol atau crayon dan diberi warna yang sesuai. Gambar harus sesuai dengan bentuk benda yang dilukis seperti gambar seekor sapi berbeda dengan gambar seekor kerbau, gambar pohon pinang berbeda dengan gambar pohon kelapa walaupun dalam hal-hal tertentu memiliki persamaan. Dalam hubungan ini harus mempelajari berbagai bentuk benda yang ada di sekitarnya. Gambar harus dalam ukuran besar agar dapat dlihat oleh semua peserta didik.
2.      Menempelkan gambar yang telah tersedia pada karton manila, papan tulis, papan magnet, atau papan peragaan. Gambar yang tersedia itu ditempelkan pada karton manila atau papan tulis dengan lem atau ditusuk dengan beberapa paku payung. Gambar tempel sebaiknya dalam ukuran besar agar mudah dilihat oleh semua peserta didik. Gambar tempel untuk papan flanel harus dilapisi kertas ampelas agar mudah menempel pada papan tersebut. Gambar tempel pada papan magnet cukup ditekan dengan beberapa tombol magnet yang tersedia.
3.      Membesarkan gambar dengan metode petak-petak atau skala. Gambar seekor anjing pada sebuah buku dapat dibesarkan dengan metode skala. Langkah-langkah pengerjaannya adalah sebagai berikut: Pertama, guru mempersiapkan gambar yang akan diskala; kedua, guru membuat petak-petak skala pada gambar tersebut; ketiga, guru membuat petak-petak skala pada gambar yang sesuai dengan dibutuhkan; keempat, guru memindahkan gambar skala kecil kedalam skala besar. Setelah gambar terbentuk, petak-petak skala dihapus dan kemudian garis-garis gambar ditebalkan dengan spidol serta diberi warna.
4.      Membesarkan gambar dengan pantograf, yaitu alat terbentuk jangka yang dipelengkapi dengan jarum penunjuk dan pinsil pembuat garis; yang satu terpasang pada ujung tongkat yang pendek, dan yang satu lagi terpasang pada ujung tongkat yang panjang. Membesarkan gambar dengan pantograf tidak terlalu sukar.

Lembaran Balik
Ada dua langkah dalam mempersiapkan lembaran balik; pertama, membuat gantungan yang dari kayu atau besi pipa. Gantungan itu diberi standar yang tinggi agar mudah dilihat oleh semua peserta didik. Kayu atau besi gantungan itu diberi jepitan untuk menjepit gambar peraga. Kedua, membuat gambar berseri pada kertas alat peraga. Ujung kertas itu dijepit pada gantungan agar mudah dibolak-balik sesuai dengan kebutuhan.

Grafik
Grafik dibuat pada kertas yang sama besar untuk menggambarkan perkembangan suatu peristiwa dalam cabang-cabang kehidupan seperti dalam bidang ekonomi, sejarah atau kebudayaan. Garis tegak dalam petak itu dilukiskan peningkatan atau penurunan suatu perkembangan, dan garis datar dalam petak itu melukiskan lajunya perkembangan diukur dari segi waktu. Melalui data yang tersedia, garis patah-patah ditarik dari ujung sebelah kiri melaju kesebelah kanan sesuai dengan data pada setiap tahunnya. Garis patah-patah itu dapat terbentuk kurva, garis datar, berbentuk lancip. Gambar pada grafik batang cukup dengan menebalkan garis tegak menurut data perkembangan setiap tahunnya.
Cara membuat grafik lingkaran adalah sebagai berikut; Pertama, guru membuat lingkaran pada sehelai kertas tebal yang kemudian dibagi-bagi kedalam petak-petak menurut data yang tersedia. Kedua, petak-petak itu diberi tulisan yang sesuai dengan kebutuhan seperti besarnya penduduk Rusia, Amerika, Cina, Inggris.
Grafik lambang dibuat dengan membuat lambang berupa orang, binatang atau tumbuhan. Gambar seorang manusia melambangkan besarnya jumlah penduduk, misalnya seribu atau sejuta jiwa besarnya populasi, binatang dan tumbuhan juga digambarkan dengan lambang binatang dan tumbuh-tumbuhan.



BAB III
 KESIMPULAN


a.       Arti media belajar menurut para pakar pendidikan adalah sebagai berikut:
-          Media adalah alat yang dapat membantu proses belajar-mengajar yang berfungsi memperjelas makna pesan yang disampaikan;
-          Media berpesan sebagai perangsang belajar dan dapat menumbuhkan motivasi belajar sehingga peserta didik tidak bosan mengikutinya;
-          Seorang guru harus menggunakan media dalam menyampaikan materi belajar, walaupun hanya mempergunakan media verbal; yaitu berupa kata-kata yang diucapkannya;
-          Segala yang terdapat di lingkungan sekitar kita pada hakekatnya adalah media dan alat belajar jika dirancang dan dipakai dalam proses belajar-mengajar.
b.      Sumber belajar yang terdapat di sekitar lingkungan kita diklasifikasikan sebagai berikut:
1.      Orang,
2.      Bahan,
3.      Peralatan,
4.      Lingkungan,
5.      Teknik,
6.      Pesan.
  
  
Daftar Pustaka

Rusyan, A Tabrani, 1993. Proses Belajar-Mengajar Yang Efektif Tingkat Pendidikan Dasar, Bina Budaya, Bandung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar