Cari disini data yang anda perlukan

Dukungan

Jumat, 28 Oktober 2011

Psikologi Kepribadian Memahami Watak

PSIKOLOGI KEPRIBADIAN
“TRAIT  THEORIES”


MAKALAH
Dibuat Untuk Memenuhi Tugas
Pada Mata Kuliah Psikologi Kepribadian
Dosen : Bambang Suryadi, Ph.D


GORDON  W. ALLPORT









Oleh :
Aep Saepudin
Agus Nawawi
Didi Rohyadi Hadiyat
Yeni Nuriyani








PROGRAM PASCASARJANA
KONSENTARASI PSIKOLOGI PENDIDIKAN ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI CIREBON
2009



KATA PENGANTAR


Assallamuallaikum Wr.Wb.
            Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada semua umat manusia di bumi ini. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah pada Rosulullah Muhammad SAW., keluarganya serta kepada sahabat-sahabatnya dan para pengikutnya hingga akhir zaman..
            Makalah dengan judul Trait Theories ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Psikologi Kepribadian pada konsentrasi Psikologi Pendidikan Islam, semester 3 Tahun Akademik 2009-2010 Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Cirebon.
            Dalam pembuatan Makalah ini penulis tentu saja memerlukan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini.
Ucapan terima kasih secara khusus penulis sampaikan kepada Bapak Bambang Suryadi, Ph.D  selaku dosen pembimbing pada mata kuliah Psikologi Kepribadian.
            Penulis menyadari Makalah ini masih memungkinkan memiliki kekurangan.  Oleh sebab itu penulis membuka diri untuk berbagai pihak dalam memberi kritik dan saran.
Wassallamuallaikum Wr.Wb.



                                                                                          Cirebon, Oktober  2009
                                                                                                                     Penulis






DAFTAR ISI


                                                                                                            Halaman
KATA PENGANTAR                                                                                                  i
DAFTAR ISI                                                                                                                 ii


PSIKOLOGI KEPRIBADIAN   “Trait Theories”
A.    Definisi Kepribadian (Gordon W. Allport) ………………………………….   1
B.     Perbedaan Trait (sifat) dan temperamen …………………………………….    1
C.     Perkembangan kepribadian ………………………………………………….    2
D.    Pendekatan Raymond Cattells ………………………………………………    7
E.     Pendekatan Hans Eysenck …………………………………………………..    8
F.      Pendekatan Lewis Goldberg …………………………………………………   9
G.    Pendekatan John L. Holland’s ………………………………………………   10

DAFTAR PUSTAKA                                                                                                  12












A.   Definisi Kepribadian:
Gordon W. Allport memberikan defini kepribadian sebagai berikut :
“Personality is the dynamic organization within the individual of those psychophysical system that determine his unique adjustment to his environment”.
“kepribadian ialah organisasi sistem jiwa dan raga yang dinamis dalam diri individu yang menentukan penyesuaian dirinya yang unik terhadap lingkungannya”
Dua hal yang menjadi tekanan utama adalah kepribadian merupakan sesuatu yang berkembang dan unsur-unsurnya saling terkait. Dalam pencarian definisi kepribadian, Gordon W. Allport dengan hati-hati menyadari istilah watak dan temperamen.

B.   Perbedaan Trait (sifat) dan Temperamen
·         Trait (sifat/karakter/tabiat), adalah sifat-sifat yang berhubungan dengan segi kepribadian yang dinilai. Misalnya : jujur, pembohong, rajin, pemalas, percaya diri (optimis), pesimis, dan lain sebagainya. Sifat-sifat itu bukan bawaan dari lahir, tetapi diperoleh setelah lahir yaitu hasil kebiasaan sejak dari kecil atau sebagai hasil dari pengaruh pendidikan dan lingkungan sejak kecil. Sifat-sifat seperti ini terbentuk terutama pada masa anak-anak sampai umur 5 tahun (balita) dan berkembang terus sampai masa sekolah dan remaja. Seseorang sering dinilai memiliki Trait (sifat) baik atau buruk. Berbeda halnya dengan temperamen yang sangat sukar dipengaruhi atau diubah, maka trait (sifat) besar kemungkinannya untuk diubah. Sifat jujur, pembohong, rajin, pemalas, percaya diri (optomis), pesimis dan lain sebagainya, semua itu adalah hasil tempaan orang tua dan pengaruh lingkungan. Kepribadian adalah keseluruhan aspek yang terdapat di dalam diri seseorang, termasuk di dalamnya trait (sifat) dan temperamen.
1
·         Temperamen adalah sifat-sifat yang berhubungan dengan emosi (perasaan), misalnya : pemarah, penyabar, periang, pemurung, introvert, ekstrovert, dan sebagainya. Sifat-sifat emosional adalah bawaan (warisan/turunan) sehingga bersifat permanen dan tipis kemungkinannya untuk dapat berubah. Temperamen selalu menunjukan hubungan/perpaduan yang erat antara rohaniah dan jasmaniah. Seseorang yang memiliki temperamen tinggi adalah seseorang yang mudah emosi (naik darah/marah) diiringi dengan gerakan-gerakan tangan, kaki, mata, mulut serta raut muka marah, pucat dan sebagainya. Sedangkan orang yang penyabar dengan wajah tenang serta berbicara lambat dengan irama yang mantap.

C.   Perkembangan Kepribadian
Gordon W. Allport melihat bahwa anak yang baru lahir sebagai seorang ciptaan keturunan, hanya memiliki dorongan primitif, dan tingkah laku reflek, tidak memiliki kepribadian tapi memiliki potensi yang akan terpenuhi atau terbentuk pada saat pertumbahan dan pematangannya. Dalam perkembangan kepribadian Allport membagi dalam beberapa tahap sebagai berikut:
1.      0-3 tahun :
Pembanguanan keadaran diri : sense of bodily self (enak tidak enak), perasaan identitas diri berkelanjutan kesadaran sebagai subjek yang berkembang. Dalam hal ini bahasa menjadi faktor yang penting. Harga diri atau kebanggaan sebagai periode terakhir dimanan\ anak ingin melakukan sesuatu, membuatnya terwujud, dan mengontrol dunianya.


2
2.      4-6 tahun:
Perluasan diri dan gambaran diri. Dalam perluasan diri, perasaan keterhubungan dengan orang-orang dan hal-hal yang penting dalam lingkungannya. Relasi anak dan lingkungan tempat dia tumbuh terhubung sangat penting. Muncul perasaan lingkuangan tersebut adalah bagian dirinya. Gambaran diri; terkait dengan penanaman-penanaman nilai, tangung jawab moral, intensi, tujuan dan pengetahuan diri yang akan berperan mencolok dalam kepribbadiannya kelak.
3.      6-12 tahun:
Kesadaran diri. Pengenalan kemampunan diri mengatasi persoalan-persoalan dengan alasan dan gagasan karena anak bergerak dari lingkungan keluarga ke masyarakat.
4.      Remaja
Propriate striving, pembangunan tujuan dan rencana ke depan: intensi-intensi, long-range purposes,distant goals. Persoalan utama berkaitan dengan identitas, ”apakah saya seorang anak atau dewasa?”
5.      Kedewasaan
Menurut Allport, faktor utama tingkah lalu orang dewasa yang matang adalah sifat-sifat yang terorganisir dan selaras yang mendorong dan membimbing tingkah laku menurut prinsip otonomi fungsional. Kedewasaan ditandai dengan kualitas kepribadian yang matang. Kualitas Kepribadian yang matang sebagai berikut:
a.       Ekstensi sense of self
-          Kemampuan berpartisipasi dan menikmati kegiatan dalam jangkauan yang luas. Contoh : terlibat dalam kegiatan di masyarakat.

3
-          Kemampuan diri dan minat-minatnya dengan orang lain beserta minat mereka. Contoh: mempunyai minat dalam olah raga juga mengenali minat orang lain yang sama atau pun berbeda.
-          Kemampuan merencanakan masa depan (harapan dan rencana) contoh: memiliki cita-cita yang jelas, membuat perencanaan studi dan merancang apa yang akan dilakukan setelah cita-cita tercapai.
b.      Hubungan hangat/akrab dengan orang lain
Kapasitas intimacy (hubungan kasih dengan keluarga dan teman) dan compassion (pengungkapan hubungan yang penuh hormat dan menghargai dengan setiap orang)
c.       Penerimaan diri
Kemampuan untuk mengatasi reaksi berlebih hal-hal yang menyinggung dorongan khusus (misal : mengolah dorongan seks) dan menghadapi rasa frustasi, kontrol diri, pengendalian emosional..
d.      Pandangan-pandangan realistis, keahlian dan penugasan
Kemampuan memandang orang lain, objek, dan situasi. Kapasitas dan minat dalam penyelesaian masalah, memiliki keahlian dalam penyelesain tugas yang dipilih, mengatasi berbagai persoalan tanpa panik, mengasihani diri,.
e.       Objektifikasi diri
Kemampuan diri untuk objektif dan memahami tentang diri dan orang lain.
f.       Filsafat Hidup
Ada latar belakang yang mendasari semua yang dikerjakannya yang memberikan tujuan dan arti. Contohnya lewat agama.


4
Untuk memahami orang dewasa kita membutuhkan gambaran tujuan dan aspirasinya. Tidak semua orang dewasa memiliki kedewasaan yang matang. Bisa saja seseorang melakukan sesuatu hal tanpa tahu apa yang ia lakukan.
Dalam teori-teori kepribadian, kepribadian terdiri dari antara lain trait dan tipe (type). Trait sendiri dijelaskan sebagai konstruk teoritis yang menggambarkan unit/dimensi dasar dari kepribadian. Trait (sifat) menggambarkan konsistensi respon individu dalam situasi yang berbeda-beda. Sedangkan tipe adalah pengelompokan bermacam-macam trait. Dibandingkan dengan konsep trait, tipe memiliki tingkat regularity dan generality yang lebih besar dari pada trait.
Trait merupakan disposisi untuk berperilaku dengan cara tertentu, seperti yang tercermin dalam perilaku seseorang pada berbagai situasi. Teori trait merupakan teori kepribadian yang didasari oleh beberapa asumsi, yaitu:
  • Trait merupakan pola konsisten dari pikiran, perasaan, atau tindakan yang membedakan seseorang dari yang lain, sehingga:
    • Trait relatif stabil dari waktu ke waktu
    • Trait konsisten dari situasi ke situasi
  • Trait merupakan kecenderungan dasar yang menetap selama kehidupan, namun karakteristik tingkah laku dapat berubah karena:
    • ada proses adaptif
    • adanya perbedaan kekuatan, dan
    • kombinasi dari trait yang ada
Tingkat trait berubah dari masa remaja akhir hingga masa dewasa. McCrae dan Costa yakin bahwa selama periode dari usia 18 sampai 30 tahun, manusia sedang berada dalam proses mengadopsi konfigurasi trait yang stabil, konfigurasi yang tetap stabil setelah usia 30 tahun (Feist, 2006).
5
Teori trait dimunculkan pertama kalinya oleh Gordon W. Allport. Selain Allport, terdapat dua orang ahli lain yang mengembangkan teori ini. Mereka adalah Raymond B. Cattell dan Hans J. Eysenck.
Allport mengenalkan istilah central trait, yaitu kumpulan kata-kata yang biasanya digunakan oleh orang untuk mendeskripsikan individu. Central trait dipercaya sebagai jendela menuju kepribadian seseorang. Menurut Allport, unit dasar dari kepribadian adalah trait yang keberadaannya bersumber pada sistem saraf. Allport percaya bahwa trait menyatukan dan mengintegrasikan perilaku seseorang dengan mengakibatkan seseorang melakukan pendekatan yang serupa (baik tujuan ataupun rencananya) terhadap situasi-situasi yang berbeda. Walaupun demikian, dua orang yang memiliki trait (sifat) yang sama tidak selalu menampilkan tindakan yang sama. Mereka dapat mengekspresikan trait mereka dengan cara yang berbeda. Perbedaan inilah yang membuat masing-masing individu menjadi pribadi yang unik. Oleh sebab itu Allport percaya bahwa individu hanya dapat dipahami secara parsial jika menggunakan tes-tes yang menggunakan norma kelompok.
Sama seperti Allport, Cattell juga percaya bahwa kata-kata yang digunakan seseorang untuk menggambarkan dirinya dan orang lain adalah petunjuk penting kepada struktur kepribadian. Perbedaan mendasar antara Allport dan Cattell adalah bahwa Cattell percaya kepribadian dapat digeneralisir. Yang harus dilakukan adalah dengan mencari trait dasar atau utama dari ribuan trait yang ada.
Menurut Allport, faktor genetik dan lingkungan sama-sama berpengaruh dalam menentukan perilaku manusia. Bukan hanya faktor keturunan sendiri atau faktor lingkungan sendiri yang menentukan bagaimana kepribadian terbentuk, melainkan melalui pengaruh campuran antara faktor keturunan dan lingkungan yang memunculkan karakteristik kepribadian.
6
Sehubungan dengan adanya peran genetik dalam pembentukan kepribadian, terdapat 4 pemahaman penting yang perlu diperhatikan :
·         Meskipun faktor genetik mempunyai peran penting terhadap perkembangan kepribadian, faktor non-genetik tetap mempunyai peranan bagi variasi
kepribadian
.
·          Meskipun faktor genetik merupakan hal yang penting dalam mempengaruhi lingkungan, faktor non-genetik adalah faktor yang paling bertanggungjawab
akan perbedaan lingkungan pada orang-orang.
·          Pengalaman-pengalaman dalam keluarga adalah hal yang penting meskipun lingkungan keluarga berbeda bagi setiap anak sehubungan dengan jenis
kelamin anak, urutan kelahiran, atau kejadian unik dalam kehidupan keluarga pada tiap anak. Meski terdapat kontribusi genetik yang kuat terhadap trait kepribadian, tidak berarti bahwa trait itu tetap atau tidak dapat dipengaruhi oleh lingkungan.

D.   Pendekatan Raymond Cattell’s
Trait (sifat) adalah pengertian yang paling pokok dalam pendapat Cattell. Menurut Cattell, trait adalah suatu “struktur mental”, suatu kesimpulan yang diambil dari tingkah laku yang dapat diamati untuk menunjukan keajegan atau ketetapan dalam tingkah laku individu. Cattell menggolongkan trait menjadi :
·         Common trait (sifat umum) adalah sifat yang dimiliki oleh semua individu atau setidak-tidaknya oleh sekelompok individu yang hidup dalam lingkungan sosial yang sama.
·         Unique trait (sifat khusus) adalah sifat yang hanya dimiliki oleh individu-individu masing-masing dan tak diketemukan pada individu lain.
7
E.   Pendekatan Hans Eysenck
Hal sentral dalam pandangan Hans Eysenck mengenai tingkah laku adalah pengertian-pengertian trait (sifat) dan tipe. Trait hanyalah suatu keajegan yang nampak (dapat diamati) diantara kebiasaan-kebiasaan atau tindakan-tindakan yang diulangi oleh individu. Sedangkan tipe adalah lebih luas dari pada trait dan mencakup beberapa trait sebagai komponennya.
Eysenck dalam penyelidikannya membedakan antara introvers (neurotis) dan ekstravers yang pada pokoknya adalah sebagai berikut :
·         Individu yang introvers (neuroticism) memperlihatkan kecenderungan untuk mengembangkan gejala-gejala ketakutan dan depresi, ditandai obsessi mudah tersinggung, apatis, syaraf otonom mereka labil. Perasaan mereka gampang gampang terluka, mudah gugup, menderita rasa rendah diri, mudah melamun, sukar tidur.   
·         Individu yang exstraversion memperlihatkan kecenderungan untuk mengembangkan gejala-gejala histeris. Selanjutnya mereka memperlihatkan sedikit energi, perhatian yang sempit, sejarah kerja yang kurang baik, mudah celaka, sering tak masuk kerja karena sakit, tak puas, intelegensi rendah, perbendaharaan kata-kata rendah, dan mereka punya kecenderungan untuk tidak tetap pendirian. Umumnya mereka cepat tetapi tidak teliti. Taraf aspirasi mereka rendah tetapi mereka menilai prestasinya berlebih-lebihan.
Pada penyelidikannya kemudian Eysenck menemukan bahwa disamping kedua dimensi dasar itu ada satu dimensi lagi yaitu :
·         Psychoticism dengan ciri-ciri prestasinya rendah dalam penjumlahan (angka-angka) yang kontinu, dalam “mirror drawing” asimilasinya lambat pada test perspektif, kurang pasti pada sikap-sikap sosial, daya konsentrasi rendah,
8
ingatan kurang baik, cenderung membuat gerak-gerik yang lebih besar dan
·         menaksir jarak serta score berlebih-lebihan, membaca lambat, taraf aspirasi kurang sesuai dengan kenyataan.

F.    Pendekatan Lewis Goldberg
Jika kita kembali menelaah apa yang kita pelajari dalam subjek psychology, kita dibedakan kepada karakter-karekter serta personality yang dipunyai oleh setiap individu. Masing-masing ada ciri-ciri yang tersendiri, sikap dan pola berfikir sendiri yang banyak dipengaruhi oleh suasana, lingkungan mereka dibesarkan dan bentuk pendidikan yang diperoleh. Teori-teori personality yang ditonjolkan oleh  Lewis Goldberg berkenaan dimensi-dimensi personality yang mungkin dipunyai oleh semua manusia di dunia ini, antara lain :
1. Extraversion:
Senantiasa ingin bergerak dan mengikuti stimulus yang diterima sementara ada pula yang bersikap pasif dan menjauhi apapun stimulus dalam dirinya..
2. Neurocitism :
Senantiasa beremosi, menghadapi masalah dengan emosi yang agak keterlaluan sementara dalam masa yang sama ada pula yang senantiasa tenang dan optimis dalam segala tindakannya.
3. Agreeableness:
Senantiasa senang berkawan, menghormati pandangan orang lain dan senantiasa ingin menjalin hubungan yang baik dengan semua orang, sementara ada pula yang terlalu agresif, egois atau hanya tahu dirinya saja yang betul dan tidak mau mengalah.

9
4. Conscientiousness :
Senantiasa bertanggungjawab, selalu merancang dan merencanakan dengan baik, sebaliknya ada pula yang bersikap acuh tak acuh dalam semua masalah, menyerahkan segalanya tanpa mencoba untuk merancang apa-apa dan sentiasa tidak relevan dalam tindakan yang diambil.

5. Openness to experience :
Senantiasa bersikap terbuka, menerima segala idea baru yang baik untuk dicoba sedang ada yang agak kaku dalam bertidak, tidak mau menerima pembaharuan.

G.  Pendekatan John L. Holland’s
Jond L. Holland’s adalah seorang praktisi yang mempelajari hubungan antara kepribadian dan minat pekerjaan, mengemukakan bahwa ada 6 tipe atau orientasi kepribadian pada manusia :
1.      Tipe realistik :
menyukai pekerjaan yang sifatnya konkrit yang melibatkan kegiatan sistematis (mengoperasikan mesin dan peralatan). Tipe seperti ini tidak hanya membutuhkan ketrampilan, komunikasi atau hubungan dengan orang lain tetapi mereka juga memiliki fisik yang kuat. Bidang karier yang cocok : perburuhan, pertanian, barbershop dan bidang konstruksi.
2.      Tipe intelektual (investigative)
Menyukai hal-hal yang teoritis dan konseptual, cenderung pemikir daripada pelaku tindakan, senang menganalisis dan memahami sesuatu. Biasanya menghindari hubungan sosial yang akrab. Bidang karier yang cocok : Bekerja di laboratorium, peneliti, ilmuan, ahli matematika.
10
3.      Tipe sosial
Senang membantu atau bekerja dengan orang lain, menyenangi kegiatan yang melibatkan kemampuan berkomunikasi dan ketrampilan berhubungan dengan orang lain, tetapi umumnya kurang dalam kemampuan mekanikal dan sains. Bidang karier yang cocok : guru/pengajar, konselor, pekerja sosial, quide dan bartender.

4.      Tipe konvensional
Menyukai pekerjaan yang terstruktur atau jelas ukurannya, mengolah data dengan aturan tertentu. Bidang karier yang sesuai : sekretaris, teller, filling serta akuntan.

5.      Tipe usaha/enterprising
Cenderung mempunyai kemampuan verbal atau komunikasi yang baik dan menggunakannya untuk memimpin orang lain, mengatur, mengarahkan dan mempromosikan produk atau gagasan. Bidang karier yang sesuai : sales, politikus, manager, pengacara, iven organition.

6.      Tipe artistik
Cenderung ingin mengeksprsikan dirinya, tidak menyukai struktur atau aturan, lebih menyukai tugas-tugas yang memungkinkannya mengeksprsikan diri. Bidang karier yang sesuai : Musisi, seniman, dekorator, penari dan novelis.



11
.DAFTAR PUSTAKA

Cooper, C.L., & Payne, R. (1991). Personality and stress: Individual differences in the stress process. England: John Wiley & Sons Ltd.

Dakir. Dasar–dasar psikologi. Pustaka pelajar, Yogyakarta, 1993

DePorter, Bobbi, dan Mike Hermacki, Quantum Learning. Kaiffa, Bandung, 1999

Drs. Sumadi Suryabrata, BA., M.A., Ed., Ph.D. Psikologi Kepribadian, Pt. Rajagrafindo Persada, Jakarta 2008

Drs.H. Ahmad Fauzi, Psikologi Umum untuk IAIN, STAIN, PTAIS Fakultas Tarbiah komponen MKDK, CV.Pustaka Setia, Bandung 1997

Feist, J. & Feist, G. J. (2006). Theories of personality. (Ed. Ke-6). New York: McGraw-Hill Inc.

Hjelle, L.A., & Ziegler, D.J. (1992). Personality theories. Singapore: McGraw Hill Book.

Linzey & Hall. (1993). Theories of personality. (4th ed). New York: John Wiley & Sons.

McCrae, R.R., & Allik, J. (2002). The Five Factor Model of personality across cultures. New York: Kluwer Academic/ Plenum Publishers.
12

Tidak ada komentar:

Posting Komentar